“ TUHAN…
BERI AKU SATU HARI “
“ Kanker !!!” kata dokter
Dinda pada ku. Mendengar hal itu, air mata tiba-tiba membasahi pipiku.
“ Maafkan tante Cinta, tapi
tante ngak bisa bohong! “ kata dokter Dinda yang juga tanteku.
“ Ngak pa-pa tante, ini bukan salah tante, ini semua
sudah takdir Tuhan. “ kataku sambil
menghapus air mata di pipiku.
“ Cinta, apa sebaiknya kamu ngak ngasi tau ini pada orang
tuamu??? “
“ hah.?? Jangan tante.. aku
ngak mau buat mereka sedih. Biarlah ini menjadi rahasia kita berdua. Tante
janji ya ma Cinta ngak bakal bilang ma Ayah dan Bunda. ? “ kata ku sambil
memohon pada tante Dinda.
“ tapi Cinta… “ melihat ekspresiku, tante Dinda akhirnya
berjanji untuk tidak bicara pada Ayah dan Bunda.
Setelah itu aku pulang, tapi dokter Dinda menyuruhku cek
up setiap 2 x seminggu. Karena rumahku dengan klinik dokter Dinda berjauhan,
aku memutuskan untuk pindah sekolah.
“ apa… pindah ?????. Enggak, kamu ngak boleh pindah.
Bunda ngak setuju. Nanti Bunda ma siapa?? “ kata bunda kaget sambil memelukku.
Ya , aku hanya bersaudara
berdua dengan kakak cowok ku kak Mike.
“ ya,, Bunda mu benar Cinta. Bunda akan kesepian kalau
kau pindah. “ Ayah membela keinginan Bunda.
“ Tapi Ayah.. Bunda.. aku kan Cuma pindah, ngak akan pergi untuk
selamanya. Lagian disana ka nada kak
Mike. Trus kalau Bunda kangen kan
bisa datang kesana. Aku kan
Cuma mau mandiri kayak kak Mike Bunda. “ Berbagai cara dan alas an sudah aku
gunakan dan akhirnya mereka mengizinkan aku pindah.
Setelah beberapa lama tinggal sama kak Mike, akhirnya kak
Mike mulai curiga karena aku pergi tiap minggu. Untuk menghilangkan
kecurigaannya, kak Mike ngikutin aku.
“ Cinta, kamu harus rutin minum obat ini. Nanti kalau
habis kamu tinggal bilang. Obat ini setidaknya dapat memperlambat penyebaran
kanker di tubuh mu.
“ apa.. ??? kanker. Adikku kena kanker ?? “ kak Mike
keluar dari persembunyiannya dengan muka pucat.
“ Betapa bodohnya aku, adikku sakit aku ngak tau sama
sekali. Kakak macam apa aku ini. ?? knpa kamu ngak bilang Cinta. ?? “ Tanya kak
Mike sambil mengguncang tubuh ku.
“ maafkan Cinta kak, Cinta ngak mau kakak sedih. “
jawabku sambil menunduk.
“ Ayah ama Bunda … apa mereka
sudah tau ??? “
“ Belum “ jawabku singkat.
“ kakak , Cinta mohon jangan
kasi tahu Ayah ma Bunda. Cinta ngak mau buat mereka khawatir. “
“ Ngak .. Ayah ma Bunda harus
tau Cinta. “
“ Udahlah Mike , turuti saja
kemauan adikmu. Tante ngak mau akhirnya Cinta ngak mau berobat!. “ tante Dinda
pun angkat bicara.
Nasihat-nasihat tante Dinda
berhasil meleburkan sikap keras kepala kak Mike.
Tapi setiap aku berobat kak
Mike ngak pernah absen untuk nganterin. Hingga pada hari sabtu pun kak Mike ada
di rumah ngak seperti biasanya.
“ kak kok kakak di rumah, ngak keluar ama kak Winda (
pacar kak Mike ), secara hari ini kan
malam minggu? “ tanyaku ingin tahu.
“ ngak, kan lebih baik di rumah jagain kamu. “
“ kak pasti lagi ada msalah
ma kak Winda. Udahlah kakak ngak bisa boong. Ayo dong kak cerita!” aku semakin
penasaran.
“ ya deh kakak ngak bisa boong ama kamu. Kakakudah putus
ama kak Winda!.”
“ apa…!!!!!! “
“ Ssssttt… jangan
keras-keras. Dia minta putus karena kakak ngak punya banyak waktu untuknya. “
“ tuh kan.
Makanya kakak ngak usah urusin aku. Aku bisa kok ke dokter sendiri. “
“ Ya.. ngak bisa
gitu. Kamu kan
adik kakak. Jadi kamu lebih penting dari segalanya. “
“ tapi kan
kak….!!!!! “
“ udah lah. Ganti baju sana!. “
“ lho.. kenapa harus ganti
baju??? “
“ kakak mau ajak kamu
jalan-jalan.”
Kak Mike ajak aku jalan-jalan
ampek malam. Dan malam ini aku senang
banget. Asyiknya punya kakak cowok. Sampai di rumah kakak nyuruh aku cepet
bobok. Soalnya besok kita meski ke dokter.
Keesokan harinya, ketika di dokter kak Mike nanyain
penyakit ku. Dokter bilang aku menderita kanker hati dan kanker darah. Wajah
kak Mike memucat. . Dokter juga bilang umur ku tinggal 5 bulan lagi. Semenjak
mengetahui hal itu kak Mike mengawasiku lebih ketat.
Dua bulan udah berlalu dan obat dokter tak juga
menunjukkan bahwa kondisiku membaik. Setelah semua yang dilakukan cuci darah,
theraphy dan alat bantu medis lainnya. Aku memutuskan untuk tidak ke dokter
lagi. Awalnya dokter dan kak Mike gak setuju. Tapi setelah aku jelasin dan
membujuk mereka. Akhirnya mereka mengerti dan menerima keputusan yang sudah aku
ambil dengan berbagai pertimbangan.
Kini penyakitku sudah memasuki stadium 3 dan aku juga
ngerasa kalau kondisi tubuhku memburuk. Tapi aku selalu berusaha untuk
menyembunyikan kesedihanku dari orang-orang. Aku ngak mau mereka cemas dan
kasian padaku. Aku tau kak Mike menyembunyikan kesedihannya. Di depanku dia
selalu tersenyum, walaupun senyumannya palsu..
“ Cin, besok kakak mau ngajak kamu jalan-jalan ketempat
bermain, kakak ingin bahagiain kamu!.”
“ beneran kak.??
Oke dech! Besok jam sepuluh pagi ya..!!!! “
Malam harinya ketika aku tidur, seperti biasa aku ke
kamar mandi untuk gosok gigi. Tapi kemudian aku batuk darah, kepalaku terasa
pusing banget.
“ oh tuhan.. jangan ambil nyawaku sekarang. Beri aku satu
hari lagi, aku ingin jalan-jalan sama kakak ku!”
Tapi aku ngak bisa nahan lagi. Mataku terpejam dan aku
ngak tau apa-apa lagi. Ketika aku sadar, aku sudah terbaring lemas di rumah
sakit. Di sampingku, aku ngeliat Bunda yang lagi nangis.
“ Bunda… kenapa Bunda nangis??? “
“ Ayah.. jangan marahin kak Mike ya, selama ini kak Mike
yang ngerawat aku.
“ Iya,, ayah ngak akan
marahin kak Mike. Mike sudah cerita semuanya. Tapi kenapa kamu tidak bilang ama
Ayah dan Bunda? “
“ Maaf Ayah, Bunda, aku Cuma
ngak mau liat kalian sedih dan cemas.”
“ Tapi kan
kalau sudah begini, apa yang bisa Bunda lakukan. ?? “
Esok harinya aku nguping
pembicaraan Ayah, Bunda, kak Mike dan Dokter Dinda. Dokter bilang sel kanker ku
sudah menyebar total ke seluruh tubuh. Jadi kalaupun dioperasi semuanya
sia-sia. Air mataku menetes dan aku segera kembali ke kamar. Beberapa saat
kemudian mereka semua datang. Mereka memancarkan senyum kepedihan. Kali ini
tampak juga kak Winda juga datang. Ternyata dia dan kak Mike udah baekan.
“ Kak Mike… awalnya aku minta
agar Tuhan ngasi aku satu hari lagi, tapi Tuhan enggak ngizinin kak, kenapa
Tuhan enggak ngasi aku pergi dengan kakak?? “
“ Enggak Cin, Tuhan maha adil, beliau ngak ngasi kamu
satu hari tapi beliau akan ngasi kamu 1000 tahun lagi. Kita pasti akan pergi jalan-jalan!”
katanya sambil menghiburku.
“ Tapi aku udah ngak kuat
lagi.”
“ Putriku.. kalau kamu sudah
ngak kuat pergilah kami ikhlas.”
“ ya sayang. Kami akan segera
menyusulmu ke sorga.”
“ kak Winda. Tolong jaga kak
Mike.baik-baik. Jangan pernah buat dia sakit hati. Dia kakak ku satu-satunya.”
“ ya Cin, kakak janji. Kakak
ngak akan pernah ninggalin Mike Karena kaka sayang ama dia..” kata kak Winda.
“ Kak Mike akan nglakuin
semuanya buat kamu adikku!” kata kak Mike sambil menangis.
“ Makasi, Ayah, Bunda, maaf
aku belum sempat buat kalian bangga.tapi sekarang aku harus pergi. Aku sayang
pada kalian semua.” Itulah kata terakhirku.
“ kamu akan hidup selalu di
hati kami!” kata mereka hampir bersamaan.
Terimakasih tuhan atas
semuanya. Terimakasih engkau telah mengizinkan aku hidup di tengah keluarga
yang bahagia.itu semua aku tulis dalam buku harianku.
Selamat tinggal keluargaku.
Selamat tinggal semuanya. 25 tahun dari sekarang kita akan ketemu lagi. Itu
yang selalu di bilang kak Mike padaku……..
sumber : majalah expose SMP 2 Abs
Cerpennya bagus :)
BalasHapusmaen2 ke blogku ya :D jngan lupa jadi follower hehehe
hahahaha.. sippp... follow akk.. tar tag folback. :D
BalasHapus